Rabu, 19 Oktober 2011

Sekolah Perlu Kembangkan Pendidikan Akhlak dan Budi Pekerti.

Para pimpinan DPR RI -
Anis Matta, Marzuki Ali dkk.
Pimpinan DPR- RI soal Pendidikan di Indonesia


Media Online IGCC - Lembaga pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi perlu mengembangkan pendidikan akhlak mulia dan budi pekerti. Hal itu dikatakan Ketua DPR RI Marzuki Alie dalam sambutannya pada acara Rapat Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Sarjana ke-6 dan Dies Natalies Ke-5, Universitas PGRI Ronggolawe (Unirow) Tuban, Jawa Timur, Sabtu (8/10). Marzuki memaparkan, yang terjadi hari ini adalah hasil pendidikan masa lalu. Saat ini banyak orang yang tidak lagi menggunakan etika dan hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongannya. “Ada sesuatu yang salah dalam pendidikan masa lalu, oleh karena itu peran para guru sangat penting dan strategis untuk mempersiapkan generasi mendatang yang lebih berkualitas,” ungkapnya.



Ketua DPR menjelaskan, pada masa lalu pendidikan hanya mengedepankan kecerdasan intelektual, tanpa diimbangi kecerdasan spiritual dan sosial. “Budi pekerti dan akhlak tidak lagi diindahkan, meski masjid penuh dengan orang yang beribadah, tetapi korupsi jalan terus,” tukasnya. Dia menambahkan, akhir-akhir ini minat menjadi guru sangat besar, padahal pada masa lalu guru menjadi pilihan terakhir. Lebih lanjut Marzuki mengungkapkan, saat ini perhatian pemerintah dan DPR terhadap kesejahteraan para guru sangat besar, terbukti dengan semakin meningkatnya alokasi anggaran untuk kesejahteraan guru. Dengan meningkatnya kesejahteraan para guru, Ketua DPR meminta agar diimbangi dengan peningkatan kinerja dan kualitasnya. Kepada para wisudawan/wati dan keluarganya, Marzuki Alie menyampaikan ucapan selamat dan berharap kesempatan dan ilmu yang didapat dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemaslahatan umat.

Rektor Universitas PGRI Ronggolawe Tuban (Unirow) Drs. Hadi Tugur, MM dalam sambutannya mengatakan, meningkatkan mutu SDM dan inovasi teknologi merupakan tujuan pendidikan di Unirow. Dengan 3 pilar Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, mahasiswa Unirow sudah ditempa untuk meningkatkan dan mengembangkan daya saing. Rektor memaparkan menurut UNESCO ada 4 pilar pendidikan yang harus diterapkan yakni learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Konsep ini sangat baik tetapi ada kendala dalam implementasinya. “Mahasiswa rata-rata sudah mengetahui norma-norma dan nilai-nilai. Kalau hanya knowledge semua mahasiswa tahu, orang harus jujur, rajin dan lain-lain, tapi bagaimana implementasinya, ini yang masih menjadi persoalan,” ungkapnya.

Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Dr. H. Sulistiyo, M. Pd. pada kesempatan tersebut mengatakan, peningkatan kinerja dan kualitas menjadi agenda utama PGRI. Kepada para guru honorer dan calon guru, Sulistiyo mengingatkan bahwa tidak mungkin semua orang menjadi pegawai negeri, tetapi para guru swasta dan guru honor yang bekerja penuh waktu Senin – Sabtu hendaknya diberi perlindungan dan kesejahteraan yang wajar, juga diatur pendapatan atau honor yang minimal. Kepada pemerintah dan DPR, Ketua PGRI mengharapkan agar dapat mengalokasikan APBN untuk tunjangan bagi guru swasta dan honorer. “Jika ada 1 juta guru disubsidi oleh APBN dengan 500 ribu rupiah, hanya memerlukan uang 6 triliyun rupiah 1 tahun,” jelasnya. “Sehingga perbaikan kesejahteraan tidak hanya untuk guru negeri saja tapi juga untuk guru swasta dan honorer,” ujarnya menambahkan.(net)

0 komentar:

Posting Komentar

tinggalkan komentar anda di sini

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...