-IGCC-
Bismillahirrahmanirrahim...
***
Meski
berbeda dari segi fisik dan fitrah, pada dasarnya wanita dan pria
memiliki kedudukan yang sama di hadapan Sang Khalik sebagai hamba-Nya
sekaligus mempunyai peluang yang sama untuk meraih kedudukan mulia di
sisi-Nya. Allah yang Maha Adil telah menetapkan sekian banyak
keistimewaan yang ada pada laki-laki, begitu juga dengan wanita.Tentu
bukan untuk saling mengalahkan satu sama lain, melainkan semata-mata
untuk salling mengisi dan saling menyempurnakan. Maka, segala yang telah
ditetapkan-Nya bagi kaumlaki-laki dalam urusan ad-Diin, juga ditetapkan untuk kaum wanita. Yups, salah satunya adalah PUASA di bulan Ramadhan.
Sejak
mula diwajibkannya puasa Ramadhan, tak pernah ada istilah perintah ini
hanya diwajibkan bagi kaum laki-laki saja dan tidak wajib bagi wanita
(selengkapnya liat di QS. 2: 183-185, tentang kewajiban berpuasa
di bulan Ramadhandan masalah-masalah yang berkaitan dengan Puasa
Ramadhan, he). Termasuk yang satu ini: khusus bagi para wanita, ada
saat tertentu bagi wanita yang berada pada usia produktif (baligh), yaitu masa haid atau nifas yang membutanya tidak dapat mengerjakan perintah-perintah wajib seperti shalat dan puasa. Tapiii, bukan berarti dengan udzur *halangan* tersebut
kita terhalangi untukmengerjakan amal kebajikan lain yang nilai
pahalanya (mungkin) bisa menyamai amalan yang ditinggalkan bukan??? ^^
Terkadang,
sebagian dari kita *para wanita* memiliki pemahaman yang keliru yang
menganggap bahwa pada bulan Ramadhan, ada bonus khusus istirahat dari
aktivitas ibadah ketika waktu haid tiba, hingga akhirnya mereka
memanfaatkan waktu jeda itu hanya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
Bahkan, beberapa dari kaum Muslimah ada yang akhirnya keterusan tidak
lagi menjalankan ibadah puasa meski udzur nya telah terhenti, na'udzubillah min dzalik.. *semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan tersebut, aamiin*
Berikut ini beberapa kebiasaan dan kekeliruan pemahaman yang sering dilakukan para wanita saat Puasa Ramadhan tiba:
Menunda Bersuci
Hal
yang sering disepelekan kaum wanita, khusunya remaja muslimah selama
bulan Ramadhan adalah waktu bersuci dari haid., hufh! Sekali lagi,
mungkin karena pemahaman yang sedikit keliru dengan menganggap masa haid
adalah keringanan bagi wanita, sehingga meremehkannya dan ketika
terlena, akhirnya menunda-nunda waktu untukmenyucikan diri setelah
selesal haid. Padahal, sesungguhnya perkara ini tidak seringan itu,
sebab ini menyangkut kewajiban shalat dan puasa. Jika hanya sat uwaktu
shalat yang terlewatkan, mungkin itu masih bisa tergantikan
sedikit.Namun, bila yang terlewatkan itu lima waktu bahkan
berhari-hari, ditambah lagi dengan waktu yang sangat berharga di
hari-hari selama bulan Ramadhan yang terlewatkan, apa jadinya??! Berapa
banyak kerugian dan dosa kita? Nastagfirullah....
Saudari
Muslimah yang punya kesadaran akan hal ini tentu tidak akan
membiarkan hal ini terjadi pada dirinya dan saudari-saudarinya yang
lain. Oleh sebab itu, sangat penting bag ikita untuk memperhatikan
siklus haid (terutama yang tidak beraturan) agar tidak terjatuh pada
hal yang bisa mendatangkan kemurkaan Allah. Tentu kita tidak
menginginkan enam hari atau tujuh hari bahkan lebih dari Ramadhan
terlewatkan sia-sia tanpa arti. Sebelum tiba masanya, sebaiknya kita
sudah menyiapakan schedule amal saleh untuk waktu
tersebut. Kalau perlu, sebanyak-banyaknya deh, agar mampu menandingi
pahala ketika masa suci. Karena tidak ada batasan untuk beramal baik,
asal kita mampu dan tidak menzhalimi diri kita sendiri tentunya.
Puasa, tapi...
Kekeliruan
kita dan kaum Muslimin pada umumnya menganggap ibadah puasa hanyalah
rutinitas tahunan yang menjadi kewajiban seorang kaum muslimin berupa
menahan makan ,minum dan jima' di siang hari, tidak
lebih dari itu. Hingga mudah didapati, ada orang yang berpuasa tapi
saling menyakiti, bertengkar,memutuskan silaturrahim, dan sebagainya...
Belum lagi, jika yang berpuasa hanya menghabiskan waktunya di depan
televisi untuk menikmat tayangan ghibah-tainment
*ngerumpi* (ngutip, he) yang gencar banget nongol di tv, tak kenal
waktu. Maka lengkaplah sudah semua perusak ibadah puasa kita. Padahal,
Rasulullah Shol'am mengingatkan kita,
"Barang
siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta danamalan yang semisalnya
pad saat ia berpuasa, maka Allah tidak butuh daridirinya menahan makan
dan minum." (HR. Bukhari)
"Puasa adalah perisai,
barangsiapa di antara kalian yangberpuasa, maka hendaklah dia tidak
berkata kotor atau berbuat kerusakan. Jikaia cela atau hendaklah dia
tidak berkata kotor dan berbuat kerusakan. Jika iadicela dan diajak
bertengkar, maka hendaknya ia menhgatakan: 'aku sedangberpuasa." (Muttafaq 'Alaih)
Ya,
puasa adalah perisai. Pertahanan diri seorang mukmin dari serbuan tipu
daya syaithon yang menjerumuskan.. Jadi, hendaklah kita mampu
membentengi diri kita dari segala bentuk perbuatan yang dapat mengurangi
bahkan menghapuskan pahala ibadah puasa kita.
Duniaku.., Dunia Wanita...
Seseorang
yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebenarnya tidak dilarang
untuk melaksankan segala urusan duniawinya seperti menyiapkan makan,
minum, kerja, memberesakan rumah, mencuci gorden, silaturahim, de el
el... Selama tidak mengandung unsur pelanggaran syari'at di dalamnya,
insya Allah diperbolehkan. Masalahnya, para wanita (khususnya ibu-ibu
dan remaja putri) justru kebalikannya. Yang harusnya mubah, malah
menjadi suatu keharusan. Terus, yang menjadi kewajiban,malah
terabaikan..,
Contohnya saja, urusan menyiapkan makanan untuk
sahur. Karena terlalu lama dan terlalu banyak yang musti disiapain,
akhirnya shalat kita jadi tertunda. Mestinya kita bisa Qiyamul Lail
dulu, eh, malah jadi qiyam (berdiri, mendirikan) di dapur, hehe
:D. Atau waktunya buat tadarus Qur'an, malah terpakai buat mengatur
segala macam jenis menu masakan untuk besok. Belum lagi, urusan
persiapan hari raya. Kaum wanita (tak pandang buluh, dari nenek-nenek
sampai anak-anak) selalu jadi kaum yang paling sibuk untuk urusan
pernak-pernik seputar Lebaran. Mulai dari hunting tempat
belanja murah untuk beli kebutuhan pokok, beli baju, penataan rumah,
masak kue, dan lain-lain. Ujung-ujungnya, disepuluh malam terakhir yang
sangat berharga untuk ibadah, harus terganti dengan kesibukan kita yang
mestinya bisa diatur sedemikian rupa. Sayang kan?? -_-'
Akhawatifillah,
kurang lebih itulah hal-hal yang seringkali melalaikan kita di bulan
Ramadahan. Tentu kita semua mempunyai tekad yang sama, tidak mau
terjebak pada kesalahan-kesalahan itu. Jadikan Ramadhan tahun ini adalah
Ramadhan terindah kita.. Semoga Allah memperlihatkan kepada kita bahwa
yang benar adalah benar, dan menuntun kita untuk tetap berjalan di atas
kebenaran itu. Begitu juga dengan yang salah, semoga Allah menjauhkan
diri kita dan keluarga kita dari kesalahan2 tersebut, aamiin...
Semangat perubahan menuju perubahan yang lebih baik lagi!!! Fastabiqul Khairat.. :D
Marhaban Ya Ramadhan...
^_^
by yiyi al-mu'awannah II
by yiyi al-mu'awannah II