-IGCC- Dia begitu cantik, begitu memukau. Ia sebagai perhiasan di dunia dan
semestinya demikian adanya kelak ketika surga ditampakkan dan neraka
dibentangkan. Sayang, beberapa riwayat dari rasulullah SAW menyebutkan
betapa banyaknya wanita yang kelak akan menghuni neraka.
“Aku melihat ke dalam Surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya
adalah fuqara (orang-orang fakir) dan aku melihat ke dalam neraka maka
aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita.” (HR. Bukhari, no.
3069 dan Muslim no.7114, dari Ibnu Abbas dan Imran serta selain
keduanya)
Ah, engkau begitu mulia mestinya. Bahkan golonganmu menjadi orang
yang mesti ditaati dalam urutan teratas setelah Allah dan rasul-Nya,
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang
datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai
Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi
shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut
kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi
wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian
siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali,
‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab,
‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
Syariat ini turun salah satunya untuk mengangkat kedudukanmu yang terlecehkan sebelumnya. Bukalah sejarah dan lihat apa yang diperlakukan kebanyakan orang kepadamu sebelum syariat ini diturunkan. Tengok pula serangan kaum muslimin ke pemukiman Bani Qainuqa' akibat terbunuhnya seorang mukmin yang coba melindungi harga dirimu itu.
Syariat ini turun salah satunya untuk mengangkat kedudukanmu yang terlecehkan sebelumnya. Bukalah sejarah dan lihat apa yang diperlakukan kebanyakan orang kepadamu sebelum syariat ini diturunkan. Tengok pula serangan kaum muslimin ke pemukiman Bani Qainuqa' akibat terbunuhnya seorang mukmin yang coba melindungi harga dirimu itu.
Namun masa kini, tengoklah apa yang terjadi padamu. Syariat hendak
melindungimu, menjagamu, karena betapa tak ternilainya kehormatanmu
tetapi malah dengan mudah kau gadaikan kesucianmu. Hijab yang Allah
tuntunkan padamu bukan untuk mengekangmu atau mempersulitmu. Allah
hendak menunjukkan keistimewaanmu hanya pada orang terkasih yang kelak
dengan jantan meminangmu.
Ah wanita, betapa sulitnya memahami dirimu. Ketika ditanya, dengan
lantang kau katakan betapa mengharapnya dirimu akan surga-Nya. Namun
mengapa perintah-Nya kau abaikan begitu saja hanya demi nafsumu tuk
mengikuti mode-mode dunia yang membutakanmu?
Dari Curup, Bengkulu, ke Jakarta kota Ibukota, hingga aku kembali ke
Pati, Jawa Tengah_tempat aku dibesarkan, kudapati kebanyakan darimu
adalah mereka yang suka merayu. Menggoda mata dengan lekuk indah
tubuhmu. Dari pedalaman desa ke kota, jalanan raya hingga Bandar udara
semuanya menjadi tempat yang dipenuhi dengan dirimu yang enggan menjaga
martabatmu.
Pantas bila Imam Qurtubhi berkata,
“Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu
yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada
kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya
akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan
kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal.
Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria
dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka,
kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka
dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap
agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat.” (Jahannam Ahwaluha
wa Ahluha halaman 29-30 dan At Tadzkirah halaman 369)
Komentar ini muncul atas sabda Muhammad SAW,
“Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita.” (HR. Muslim, no. 7118).
Betapa aku khawatir, karena pemandangan ini telah dianggap lumrah oleh kebanyakan manusia.
“Agama itu ketika kau tengah menyembah, bersembahyang pada Tuhanmu.
Jangan kau campur-baurkan dengan hidup sosial sehari-harimu.” Ini kata
sebagian orang ngawur yang memisahkan fungsi syariat dengan hidup
bermasyarakat, mengagung-agungkan konstitusi hingga mengesampingkan
syariat atau bahkan menuhankan akal, pikiran dan nafsu sesaat.
Tengoklah, berapa banyak mereka yang prihatin akan kondisimu kini?
Bahkan sebagian darimu meresa risih ketika kami ajak untuk memperbaiki
diri.
“Jangan ajari kami cara berpakaian.” Ujar mereka.
“Urusi saja kemiskinan yang masih di mana-mana!”, timpal yang lain.
“Kami ini setara dengan kaum pria, kami berhak dan lebih tau apa yang
terbaik buat kami.” Sebagian yang lain turut berargumentasi.
Ah sudahlah, aku tuliskan ini sebagai nasehat untuk kita bersama.
Bagimu para wanita agar engkau senantiasa menjaga kehormatan dan
martabatmu. Hijablah dengan benar tubuh muliamu itu.
“malu itu sifat yang baik. Pada diri wanita ia menjadi lebih utama,” sabda rasulullah tentang dirimu.
Dan untuk kaum lelaki, jagalah pandanganmu. Jangan kau biarkan nafsu
membutakanmu dari mengingat Allah. Nasehatilah saudarimu yang tengah
melupakan perintah Rabbmu.
“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu
dan istri-istri orang mukmin,”Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya
keseluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk
dikenali, sehingga mereka tidak di ganggu.” (Ahzab-59)
Dan katakanlah kepada perempuan yang beriman, agar mereka menjaga
pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka dan ….(QS. An-Nur :
31)
04 September 2012, happy International Hijab Day.